Duduk megah dalam nuansa kerajaan Melayu masa lalu perpaduan warna kuning dan hijau, Masjid Raya Sultan Riau ini adalah hal pertama yang terlihat dan akan menarik perhatian Anda saat Pompong atau taksi air yang Anda tumpangi dari Tanjung Pinang tiba dan mendekati Pulau Penyengat.
Masjid Raya Sultan Riau ini merupakan masjid kerajaan bergaya arsitektur Melayu, Arab, India dan Turki, dibangun di tempat yang lebih tinggi dan tidak ada bangunan lain di sekitarnya yang boleh melebihi ketinggiannya. Ada begitu banyak keunikan dan keistimewaan masjid ini, salah satunya adalah penggunaan putih telur yang digunakan sebagai bahan perekat alami yang dicampur dengan pasir dan kapur. Penggunaan putih telur ini pun tak sengaja karena sang arsitek menyayangkan begitu banyaknya putih telur yang terbuang saat itu.
Selain itu, masjid ini tidak hanya memiliki fasad yg megah, Anda dapat mengagumi sebuah Al-Quran tulisan tangan berusia 150 tahun yang terletak di dalam kompleks suci. Terdapat 13 kubah dan 4 menara di masjid ini, sehingga total 17; yaitu jumlah raka’at yang harus diselesaikan seorang Muslim selama ritual sholat yang dilakukan lima kali sehari.